BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Mata
PelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS) merupakankajianantardisiplin, IPS mengkajiseperangkatperistiwatentang fakta,konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan IPS.Melaluimatapelajaran
IPS, pesertadidikdiarahkanuntukdapatmenjadiwarga Negara Indonesia yang
demokratis, danbertanggungjawab, sertawargadunia yang cintadamai.
Mata
pelajaran IPS dirancanguntukmengembangkankemampuananakdidik agar
menjadianggotamasyarakat yang memilikipengetahuan, pemahaman, dankemampuananalisisterhadapkondisisosialmasyarakatdalammemasukikehidupanbermasyarakat
yang
dinamis.Selainitujugadiharapkanmerekamemilikisikapdankaraktersebagaiwarganegara,
danmemilikiketerampilanberpartisipasidalamkehidupanberbangsadanbernegara.
Mata
pelajaran IPS disusunsecarasistematis, komprehensifdanterpadudalam proses
pembelajaranmenujukedewasaandankeberhasilandalamkehidupan di masyarakat.
Denganpendekatantersebutpesertadidikakanmemperolehpemahaman yang
lebihluasdanmendalampadabidangilmu yang berkaitan.
B.
RumusanMasalah
1. Analisis materi IPS yang termasuk fakta!
2.
Analisis materi IPS
yang termasuk konsep!
3.
Analisis materi IPS
yang termasuk generalisasi!
4.
Analisismateri IPS
yang termasuk nilai!
5.
Analisismateri IPS
yang termasuk sikap !
6.
Analisismateri IPS
yang termasuk keterampilan IPS!
7.
Bagaimana
hubungan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan IPS
?
C.Tujuan
1.
Mengetahui materi IPS yang termasuk fakta.
2.
Mengetahui materi IPS yang termasuk konsep.
3.
Mengetahui materi IPS yang termasuk generalisasi.
4.
Mengetahui materi IPS yang termasuk nilai.
5.
Mengetahui materi IPS yang termasuk sikap.
6.
Mengetahui materi IPS yang termasuk keterampilan IPS.
7.
Mengetahui
hubungan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan IPS.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Fakta
Secara harfiah kata fakta berarti
sesuatu yang telah diketahui atau telah benar-benar terjadi. Bisa juga
diartikan bahwa ini adalah sesuatu yang dipercaya atau apa yang benar merupakan
kenyataan, realitas yang real, benar, dan juga merupakan kenyataan yang nyata.
Didalam sains, fakta memiliki makna tersendiri. Fakta merupakan hasil observasi
yang dibuktikan secara empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan
secara acak, memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Fakta dapat
menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat merupakan alasan untuk
menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk memperpanjang
rumusan teori yang telah ada.
Materi yang diajarkan dalam BAB delapan ini memaparkan
tentang kenampakan alam dunia. Materi ini meliputi benua dan samudra beserta
ciri-ciri khas beberapa negara besar di setiap benua. Cri-ciri tersebut
meliputi kenampakan alam dan buatan yang terkenal di masing-masing benua.
Setelah mempelajari pembelajaran ini diharapkan siswa mampu menunjukan nama dan
letak benua, samudra dan ciri khas negara besar di dunia dengan menggunakan
peta. Mendeskripsikan kenampakan alam dan buatan di dunia, dan menceritakan
perkembangan negara-negara di setiap benua.
Dari materi Kenampakan Alam Dunia yang termasuk fakta adalah
sebagai berikut :
1. BENUA
a)
Benua Asia
1.
Total luas
Benua Asia mencakup lebih kurang 44 juta km2.
2.
Benua Asia
dikelompokan menjadi lima kawasan, yaitu Asia Barat, Asia Timur, Asia Tengah,
Asia Selatan dan Asia Tenggara.
3.
Ciri kahas
kenampakan alam wilayah Timur Tengah tanahnya gersang, kebanyakan berupa gurun
pasir atau padang pasir, sangat panas (hingga 50° C).
4.
Bangunan abadi
yang ada di wilayah Arab Saudi, yaitu Ka’bah di kota Mekkah.
5.
Di daratan
Cina hidup beruang terkenal disebut
panda.
6.
Di daratan Cina
juga terdapat bangunan buatan manusia yang sangat terkenal di dunia, yaitu
Tembok Besar Cina.
7.
Indonesia
termasuk kelompok negara ASEAN yang memiliki bangunan termahsyur yaitu
Borobudur.
b)
Benua Eropa
1.
Luas Benua
Eropa sekitar 10,9 juta kilometer persegi.
2.
Benua Eropa
terbagi menjadi empat kawasan antara lain Eropa Barat, Eropa Utara, Eropa
Selatan dan Eropa Timur.
3.
Bangunan buatan
manusia yang terkenal di dunia adalah Menara Eiffel yang ada di kota Paris,
Perancis.
4.
Di Eropa
Selatan terdapat bangunan yang terkenal yaitu Istana Paus di Vatikan, Menara
Pisa dan Colloseum di Italia.
c)
Benua Afrika
1.
Luas Benua
Afrika sekitar 30,3 juta kilometer persegi.
2.
Benua Afrika
terdiri dari lima kawasan antara lain Afrika Utara, Afrika Barat, Afrika
Tengah, Afrika Selatan dan Afrika Timur.
3.
Bangunan buatan
manusia yang paling terkenal di Afrika terdapat di Mesir yaitu Piramida dan
Spinx.
4.
Mesir juga
terdapat sungai yang terkenal yaitu Sungai Nil.
d)
Benua Amerika
1.
Luas Benua
Amerika sekitar 42,1 juta kilometer persegi.
2.
Benua Amerika terdiri
dari tiga kawasan yaitu Amerika Utara, Ameika Tengah dan Amerika Selatan.
3.
Negara yang
paling maju di wilayah ini adalah Amerika Serikat (AS).
e)
Benua Australia
1.
Panjang dari
barat ke timur Benua Australia sekitar 4000km, sedangkan jarak utara selatan 3900km.
2.
Luas benua
Australia beserta beberapa pulau kecil sekitar 7,8 juta km persegi.
3.
Sekitar 60%
lahan pertanian berupa ladang gandum, yaitu seluas 8 juta hektar dengan hanya
berpenduduk 22 juta orang, maka kebutuhan gandum berlebihan.
2.
SAMUDRA
1)
Luas samudra
mencakup 71% dari seluruh muka bumi.
2)
Kedalaman
Samudra Hindia rata-rata 3963 meter.
3)
Juan Sebastian
del Cano adalah orang pertama yang mengarungi Lautan Hindia pada tahun 1519.
4)
Samudra
Atlantik kedalaman rata-ratanya 3926 meter.
5)
Orang pertama
yang melakukan penyebrangan di Lautan Atlantik adalah Viking Leif Ericson.
6)
Kedalaman
rata-rata Samudra Pasifik adalah 4282 meter.
7)
Pasifik
diketemukan oleh Vasco Nunes de Bolboa pada tahun 153 melalui tanah genting
Panama.
3.
IKLIM
1)
Daerah yang
beriklim tropis terletak di daerah antara kurang lebih 23,5° LU hingga 23,5°
LS.
2)
Daerah yang
beriklim tropis, rata-rata jumlah curah hujan pertahun di atas 1500mm.
3)
Daerah yang
beriklim subtropis terletak di daerah antara kurang lebih 23,5° LU hingga 66,5°
LU atau 23,5° LS hingga 66,5° LS.
4)
Wilayah iklim
dingin terbentang kurang lebih 66,5° LU atau 66,5° LS hingga ke kutub, baik
kutub utara maupun kutub selatan.
4.
ZONA VEGETASI
1)
Vegetasi hujan
tropis banyak tersebar di wilayah tropis sekitar 0° hingga 23,5° LU maupun 0°
hingga 23,5° LS.
2)
Wilayah
vegetasi sabana terletak antara 5° LU hingga 23,5° LU atau 5° LS hingga 23,5°
LS.
3)
Wilayah
vegetasi stepa terletak antara 23,5° LU hingga 60° LU atau 23,5° LS hingga 60°
LS.
4)
Vegetasi gurun
banyak tersebar di antara 15° LU hingga 33° LU serta antara 15° LS hingga 50°
LS.
5)
Tundra banyak
terdapat di wilayah lintang tinggi di antara 60° LU.
Pada pokok bahasan Benua Asia,
Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia.Peristiwa yang dikemukakan agar siswa
lebih memahami misalnya tentang pertandingan sepak bola liga Champions atau
Piala UFFA. Dengan peristiwa itu kita bisa menanyakan kepada siswa dimana
pertandingan itu dilaksanakan dan untuk kejuaran apa.Adakalanya guru perlu
mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini secara sederhana,
misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan bantuan peta dunia :
1.
Coba kamu
hitung berapa jumlah benua yang ada di peta!
2.
Di benua
manakah negara Indonesia ?
Jawaban-jawaban siswa itu merupakan fakta. Misalnya berikut ini:
1.
Jumlah benua
ada 5.
2.
Negara
Indonesia terletak di Benua Asia.
Anak-anak menyadari bahwa fakta
itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta berupa data-data, misalnya
keadaan iklim disuatu wilayah, ada fakta yang tampak sebagaimana keadaannya.
Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang luas
batas wilayah.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari
pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat
terbatas sebab:
1.
Kemampuan kita
untuk mengingat sangat terbatas.
2.
Fakta itu bisa
berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3.
Fakta hanya
berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta itulah yang akan memberikan
raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam
kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan fungsional
dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan pandangan
yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena
intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna.
Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Tugas guru, antara lain adalah
membantu siswa membangun dan mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab
itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan siswa harus menggunakan serangkaian
fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan generalisasi. Oleh karena
aktivitas pengajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum maka
pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar yaitu kurikulum, dalam
hal ini kurikulum SD 2006.
B. Analisis Konsep
Konsep adalah suatu istilah,
pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau
mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa.
Misalnya, kita mengatakan binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk yang
disebutkan diatas. Jika kita menyebutkan kata “keluarga” maka kedalam konsep
keluarga itu termasukbapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan
beberapa sifatnya.
1.
Konsep itu
bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau
kegiatan. Misalnya, kita mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa
kelompok itu.
2.
Konsep itu
merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas
secara umum.
3.
Konsep itu
bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya mungkin
berbeda dengan pemahaman orang lain.
4.
Konsep
dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5.
Konsep bukan
persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain yang
lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative
berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata Revolusi
adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, dan seterusnya.
Revolusi juga mempunyai makna konotatif antara lain sebagai berikut:
1.
Makna revolusi
merangkum makna denotative.
2.
Revolusi
tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah
direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.
3.
Konsep revolusi
ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok maupun perseorangan.
4.
Revolusi juga
berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh
bukan hanya menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna
konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman
yang benar tentang arti konsep dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara
berkembang, pertumbuhan ekonomi republik, kabinet, dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar tentang makna yang terkandung
didalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikan.
Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin,apakah itu perang
didaerah kutub utara? (Womarck : 32).
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna
konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1.
Diberikan dalam
sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita
menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2.
Siswa harus
diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu
konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka
mendeskripsikan sendiri.
3.
Siswa harus
membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep
segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun
demikian, perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak
belum masuk sekolah dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berfikirnya. Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstrak
sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah
mudah hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
kemampuan memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih
karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan, dan membuat generalisasi.
Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses
mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada sekelompok objek.
C. Analisis Generalisasi
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terikat konsep. Cara paling mudah untuk memahami generalisasi dalam
hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya
generalisasi. Untuk itu dibutuhkan sedikitnya 2 konsep, bisa dari satu disiplin
ilmu social atau dari disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya dari bidang
keilmuan sosiologi saja atau paduan dari sosiologi dan sejarah, atau disiplin
ilmu social lainnya. Misalnya, anggot ABRI mempunyai cara tersendiri dalam
membangun hubungan interpersonalnya, khususnya dalam hubungan hierarkis menurut
jenjang kepangkatan. Kelompok lain misalnya, pegawai negeri, karyawan,
kehidupan disekolah, dan lain-lain, juga memiliki cata tersendiri yang mengatur
hubungan interpersonalnya tersebut.
Generalisasinya, yaitu setiap grup memiliki
sistem norma yang membimbing perilaku anggotanya. Contoh diatas menunjukkan
terbentuknya generalisasi dari dua konsep dalam sosiologi, yaitu konsep grup
(kelompok) dan konsep norma. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi
menunjukkan adanya hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat
umum, tidak terikat pada situasi khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu
kita agar dapat memahami/mengerti tentang “dunia dimana kita hidup”. Secara
singkat telah kita kemukakan pengertian fakta, konsep, dan generalisasi.
Perbandingan generalisasi dengan konsep, menurut Rochiati (2006:6)
Generalisasi
|
Konsep
|
Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan
dalam kalimat sempurna.
|
Konsep bukan merupakan prinsip dan dinyatakan tidak di dalam kalimat yang
sempurna.
|
Generalisasi memiliki dalil.
|
Konsep tidak memiliki dalil.
|
Generalisasi adalah objektif dan impersonal.
|
Konsep subjektif dan personal.
|
Generalisasi memiliki aplikasi universal.
|
Konsep terbatas pada orang tertentu.
|
Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam
disiplin ilmu sosial lainnya. Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction
in terminis karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa
sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan
perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan
dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan
ekonomi, kecenderungan psikologis, dan selanjutnya, menurut Rochiati dalam
Jarotimec (1986:29)
Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis
generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:
1.
Generalisasi
deskriptif.
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
1.
Generalisasi
sebab akibat.
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut
kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
1.
Generalisasi
acuan nilai.
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
1.
Generalisasi
prinsip universal.
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada
potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para
pelaku sejarahnya.
Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan
untuk dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk
meningkatkan kemampuan uitu diperkenalkan gagasan-gagasan dan
pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka
dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.
Tugas guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan
bersamaan dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal
konsep-konsep esensial dan konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan
kemampuan merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa. Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan
belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta
kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan mengolah
sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.
D. Analisis Nilai
Setiapindividudapatdibedakanberdasarkankebangsaan, ras,etnik, kelassosial,gender,agama,wilayahgeografisdankemampuanatauketidakmampuanmasing-masing. Keragamankarakteristikindividual,sebagiandenganmudahdapatdiidentifikasitetapisebagianlagisulitdiidentifikasitanpadukunganberbagaiinformasiyang terkaitmelaluiIPS. Salah satuinformasipentingyang harusdiketahuidalammemahamikeragamankarakteristikindividualpesertadidikadalahsistemnilai. Pemahamantentangsistemnilaiinipentingdiupayakankarenanilaiyangadadalamdiriindividupesertadidikyangmenjadistandardberperilaku.
Sistemnilaiitusendiripadaumumnyadiartikansebagaibudaya.Budayadariperspektifpsikologibudaya(culturalpsychology)dapatdipandangsebagaitatanonkehidupanbersamasebagaisuatusistemyang dapatmempolakanperilakuhidup.
E. Analisis Sikap
MenurutBimoWalgito,sikapadalahkeadaanyangadapadadirimanusiayangmenggerakkanuntukbertindakdanmenyertaimanusiadenganperasaan- perasaantertentudalammenanggapiobjekdansemuaituterbentukataspengalaman(1983:52-55).SedangkanmenurutSitiPartiniSuardiman(1894:76), sikapmerupakankesiapanmeresponyangbersifatpositifataunegatifterhadapobjekatausituasisecarakonsisten.SelanjutnyaKoencaraningrat(1974), menjelaskanbahwasikapadalahsuatudisposisiataukeadaanmentaldidalamjiwadandiriseorangindividuuntukbereaksiterhadaplingkungannya(baikIingkunganmanusiaataulingkunganmasyarakatnya,
baiklingkunganalamiahmaupunlingkunganfisiknya).
Walaupunberadadidalamdiriindividu,
sikapbiasanyajugadipengaruhiolehnilaibudayadanseringpula bersumberpadasistemnilaibudaya.
Daripengertian-pengertiandi
atasdapatdisimpulkanbahwasikapadanyapadadiriseseorang, jadisikapbukanadapadaalampikiranorang sebagaianggotamasyarakat.Sikapmerupakanreaksiemosionalseseorangterhadaplingkungannya,baiksecarapositifmaupunnegatif,baikberkenaandengantujuanmaupunpenolakantentangkondisisosialyang dialaminya. Walaupunsikapmentaliniadapadadiriseseorangtetapisangatdipengaruhiolehsistemnilai, pengalaman,danpendidikan.Olehkarenaitupendidikan,khususnyapengajaranIPS,dapatdigunakansebagaisaranauntukmembinasikapmentalanakdidik.
F. Analisis Keterampilan IPS
Kehidupanmanusiadi
permukaanbumitelahmenimbulkanbermacam-macammasalah.Masalah-masalahtersebutmeliputimasalahekonomi, budaya, politik, hukum,lingkungandanlainsebagainya.Masalah-masalahdi
atasmenuntutperhatiandanpemikiranmanusiauntukmengatasinya.Selanjutnyadalamkegiatanpendidikanyaknimembinakonsepdanpengembangangeneralisasibagipesertadidikpun
seringmengalamihambatankarenatidakmemilikikompetensiatauketerampilansepertiketerampilanberbahasa,keterampilanmenggunakanperbendaharaankata-kata yang berhubungandengananekaragamkonsepdisiplinilmusosial, keterampilanmembaca, keterampilanmembacadanmenggunakanpetadanglobe,keterampilanmenggunakanalat-alatpelajarandansebagainya. Olehkarenaituuntukmengungkapkanpermasalahanyang pelikbaikpermasalahanumummanusiamaupunpermasalahanpendidikanpenerapanilmupengetahuansosialdenganpendekataninterdisiplinerdapatmembantuuntukmengungkapkansebabterjadinyamasalahdanmembantumemecahkanmasalah-masalahpendidikandiatasmelaluipenyusunanalternatifpemecahan.
Untukselanjutnya,kitaakanmelihatpenerapanketerampilandalamIPS dalamkehidupanbermasyarakatyang
dapatdibahasdaribeberapaaspek, sepertiketerampilanmental,personal,sosial,motorikdanketerampilanintelektual
G.
Hubungan Antara Fakta, Konsep, Dan Generalisasi
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput
peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan
pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran
itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi itulah guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru,
dan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar
dikelas. Contohnya sebagai berikut:
1.
Topik: Benua
Afrika, Eropa, dan Amerika.
Peristiwa yang dikemukakan misalnya tentang pertandingan sepak bola liga
Champions atau Piala UFFA. Dengan peristiwa itu kita bisa menanyakan kepada
siswa dimana pertandingan itu dilaksanakan dan untuk kejuaran apa.
Fakta-fakta yang dikemukakan, antara lain sebagai berikut:
1.
Peta Benua
Afrika, Eropa, dan Amerika.
2.
Letak beberapa
negara di masing-masing benua.
3.
Pembagian
regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Selatan, Eropa
Barat, Eropa Timur, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
4.
Gambar-gambar
tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.
5.
Penampakan alam
yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau, dan lain-lain.
Konsep-konsep yang dikemukakan seperti ini:
1.
Benua,
interaksi spasial, persepsi lingkungan regional, kondisi geografis, lautan,
daratan, sungai, danau, dan lain-lain.
Generalisasinya diantaranya sebagai berikut:
1.
Berbagai
hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan, dan
gagasan-gagasan.
2.
Kondisi alamiah
tertentu cenderung membuat kelompok tertentu cenderung membuat kelompok
tertentu terisolasi sampai adanya pengembangan tekhnologi yang dapat
memecahkan barrier itu.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari gambaran
diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan belajar
mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan
mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses
pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta,
konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan IPS guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan IPS
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan
kegiatan belajar mengajar dikelas.
B. Saran
SebagaiguruIPS harusmemahamidanmengetahuidenganbenarfaktayang diajarkankepadapesertadidik, karenafaktamerupakandasaruntukpengajarankognitifdalamIPS.AdaduahalyangmempunyaihubunganeratdanharusdikembangkandarifaktadasarIPS
yaknikonsepdangeneralisasi.Konsepdikembangkandarifaktayangdipelajari,sedangkangeneralisasidikembangkandarihubunganantarkonsepdalamsuatupolayangmempunyaiarti.
Selain
itu salah satuinformasipentingyang
harusdiketahuidalammemahamikeragamankarakteristikindividualpesertadidikadalahsistemnilai.
Pemahamantentangsistemnilaiinipentingdiupayakankarenanilaiyangadadalamdiriindividupesertadidikyangmenjadistandardberperilaku.karenagurusebagaianggotamasyarakat.
Sehubungandenganitudalambahasanyang berhubungandenganpenerapanketerampilandalamilmupengetahuansosialdalamkehidupanmasyarakat perlu dipahami lebih mendalam.
DAFTAR
PUSTAKA
Modul Kajian IPS
Sihono, Teguh.
2004. Bimbingan Pembelajaran Pengetahuan
Sosial 6. Surakarta : MEDIATAMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar