PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karakteristik
spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan
tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi
tingkat perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan
diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Untuk
mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa, guru terlebih
dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara
jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan. Adanya perbedaan
karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan
kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan berkaitan dengan cara
mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek yang meliputi
kemarnpuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara bersosialisasi.
Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran,
yaitu perubahan perilaku ke arah pendewasaan. Model bimbingan terhadap peserta
didik berkebutuhan khusus difokuskan terhadap perilaku nonadaptif atau perilaku
menyimpang sebelum mereka melakukan kegiatan program pembelajaran
individual.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik anak
berkelainan fisik ?
2. Bagaimanaka karakteristik anak
berkelainan mental emosional ?
3. Bagaimanaka karakteristik anak
berkelainan akademik ?
PEMBAHASAN
1.
Karakteristik Anak
Berkelainan Fisik
Karakteristik
anak berkelainan fisik meliputi:
1. Karakteristik Tunanetra
Tunanetra
adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfurigsian organ penglihatan
seseorang. Kondisi ini menyebabkan mereka memiliki karakteristik yang khas, diantaranya
adaiah:
·
Fisik, adanya kelainan pada indera penglihatan
·
Kemampuan akademik, tidak berbeda dengan anak normal pada
umumnya.
·
Motorik, kurang dapat melakukan mobilitas secara umum
·
Sosial/emosianal, mudah tersinggung dan bersifat verbalism
yaitu dapat bicara tetapi tidak tahu nyatanya
2. Karakteristik Tunarungu
Tunarungu
adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidak fungsian organ pendengaran.
Beberapa karakteristik khas anak tunarungu, diantaranya adalah:
·
Fisik, kesan lahiriah tidak menampakan adanya kelainan pada
anak
·
Kemampuan akademik, sama dengan anak normal pada umumnya
·
Motorik, memiliki keseimbangan motorik yang kurang baik
·
Sosial-emosional, perasaan curiga yang berlebihan dan mudah
tersinggung
3. Karakteristik Tunadaksa
Anak
Tunadaksa adalah anak-anak yang mengalami kelainan fisik, atau cacat tubuh,
yang mencakup kelainan anggota tubuh maupun yang mengalami kelainan anggota
gerak dan kelumpuhan yang disebabkan karena kelainan yang ada di syaraf pusat
atau otak, dengan karakteristik sebagai berikut:
·
Fisik, jelas menampakkan adanya kelainan baik fisik maupun
motorik
·
Kemampuan akademik;untuk tunadaksa ringan sama dengan anak
normal pada umumnya sedangkan untuk tunadaksa berat terutama bagai anak yang
mengalami gangguan neuro-muscular,disertai dengan keterbelakangan mental.
·
Motorik,mengalami gangguan motorik kasar maupun motorik
halus.
·
Sosial – emosional ,cenderung merasa rendah diri (minder)
dalam pergaulan
2.
Karakteristik Anak Berkelainan Mental Emosional
Anak
berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan mental-emosional, yaitu
1. Karakteristik Tunagrahita
Berdasarkan
berat ringannya kelainan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Mampudidik
Mampudidik merupakan istilah untuk
mengelompokan tunagrahita ringan. Kemampuan maksimalnya setara dengan anak usia
12 tahun atau kelas 6 SD, apabila mendapat pelayanan dan bimbingan belajar yang
sesuai maka anak mampudidik dapat lulus Sekolah dasar. Tunagrahita mampudidik
umumnya tidak disertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris,
sehingga kesan lahiriah anak mampudidik sama dengan anak normal sebaya.
b. Mampulatih
Tunagrahita mampulatih secara fisik
sering memiliki kelainan fisik baik sensori maupun motoris, bahkan hampir semua
anak yang memiliki kelainan dengan tipe klinik masuk dalam kelompok mampulatih
sehingga sangat mudah untuk mendeteksi anak mampu latih, karena penampilan
fisiknya berbeda dengan anak normal sebaya. Anak mampulatih kemampuan
tertingginya setara dengan anak normal usia 8 tahun (kelas 2 SD). Anak
mampulatih tidak dapat mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupun
secara sederhana seperti membaca, menulis dan berhitung,mereka hanya mampu
dilatih dalam keterampilan mengurus diri sendiri dan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
c. Perlu rawat
Adalah
klasifikasi anak tunagrahita yang paling berat,istilah kedokterannya disebut
idiot. Memiliki kapasitas inteligensi di bawah 25 dan sudah tidak mampu dilatih
keterampilan, hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalam kehidupan
sehari-hari. Seumur hidupnya tidak dapat lepas dari orang lain.
2. Karakteristik Tunalaras
Anak
tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan
sosialnya. Pada hakekatnya,anak-anak tunalaras memiliki kemampuan intelektual
yang normal. Kelainan banyak terjadi pada perilaku sosialnya.
Beberapa karakteristik menonjol dari
anak yang berperilaku kelainan sosial:
a. Karakteristik umum
·
Mengalami gangguan perilaku; suka berkelahi, memukul,
menyerang, merusak milik sendiri atau orang lain, melawan, sulit konsentrasi,
tidak mau bekerjasama, sok aksi, ingin menguasai orang lain, mengancam,
berbohong, tidak bisa diam, tidak dapat dipercaya, suka mencuri, mengejek dsb.
·
Mengalami kecemasan,khawatir,ketakutan,tertekan,sulit
bergaul,menarik diri,kurang PD,bimbang,sering menangis,malu dan sebagainya.
·
Kurang dewasa, suka berfantasi, berangan-angan, mudah
dipengaruhi, kaku, pasif, suka mengantuk, mudah bosan, dan sebagainya.
·
Agresif, suka mencuri dengan kelompoknya, loyal terhadap
teman jahatnya, sering pulang larut malam, dan terbiasa minggat dari rumah.
b. Sosial /emosi
Karakteristiknya : Sering melanggar
norma masyarakat, Sering mengganggu, bersifat agresif,Secara emosional sering
merasa rendah diri mengalami kecemasan
c. Karakteristik akademik
Karakteristiknya:Hasil belajarnya
sering jauh di bawah rata-rata, Sering tidak naik kelas,Sering membolos,Seringkali
melanggar peraturan sekolah dan lalulintas
3. Karakteristik Anak Berkelainan
Akademi
Anak-anak berkelainan akademik
terdiri dari :
1. Karakteristik Anak Berbakat
Anak berbakat merupakan istilah untuk
menunjukkan adanya anak berkelainan mental tinggi yaitu di atas rata-rata anak
normal. Adapun karakteristik atau ciri yang menonjol meliputi:
a.
Karakteristik Intelektual, cepat dalarn belajar, rasa ingin
tahunya tinggi, daya konsentrasinya cukup lama, memiliki daya kompetetif tinggi
b.
Karakteristik Sosial-emosional:Mudah bergaul,mudah
beradaptasi di lingkungan yang baru,memiliki sifat kepemimpinan
terhadap teman sebayanya,jujur,tenggangg rasa, mampu mengontrol emosi.
terhadap teman sebayanya,jujur,tenggangg rasa, mampu mengontrol emosi.
c.
Karakteristik Fisik-kesehatan:berpenampilan menarik,memiliki
system imune yang baik,dapat memelihara penampilan fisik yang bersih dan rapi.
2. Karakteristik Anak Berkesulitan
belajar
Ditandai
dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi (prestasi) yang telah
ditentukan. Berkesulitan belajar dapat dipahami melalui:
·
Kesenjangan antara kapasitas intelektual dan prestasi
belajar
·
Adanya disfungsi minimal otak
·
Adanya gangguan pada proses psikologi dasar
·
Adanya kesulitan pada pencapaian prestasi belajar akademik
PENUTUP
Simpulan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang
menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai
karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Karakteristik anak berkebutuhan
khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional.
Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorimotor,
kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Cara pemberian motivasi belajar
melalui modifikasi perilaku sasaran yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
lingkungan, serta disusun secara sistematik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar