KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Pendidikan Karakter. Terimakasih pula kami ucapkan kepada
bapak dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami dalam
menyelesaikan tugas Pendidikan Karakter yang mengakaji tentang “Pentingnya
Pendidikan Karakter”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini pada akhirnya. Akhir kata, kami berharap semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kelompok 1
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.
Pontianak, 03 Nopember 2012
Kelompok
1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
1.
Latar Belakang ……………………………………………... 1
2.
Rumusan Masalah ………………………………………….. 1
3.
Tujuan ……………………………………………………… 1
BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………
2
BAB III. PENUTUP …………………………………………………
7
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persoalan budaya dan karakter bangsa
kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek
kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog,
dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka
masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial
berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum
seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan
yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn
politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di
media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif
penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya
pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan
untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa
yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif
yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang
lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan
dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang
dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter
bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam
waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di
masyarakat.
2. Rumusan Masalah
1). Apa yang dimaksud dengan pendidikan
karakter?
2). Apa saja yang termasuk ke dalam nilai-nilai karakter?
3). Apa hakikat pendidikan karakter?
4). Apa saja pentingnya pendidikan karakter?
3. Tujuan
1). Mengetahui pengertian pendidikan karakter
2). Mengetahui nilai-nilai karakter
3). Mengetahui hakikat pendidikan karakter
4). Mengetahui pentingnya pendidikan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan
perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak”. Adapun berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku,
bersifat, dan berwatak.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri,
rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani,
dapat dipercaya, jujur, menempati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah,
pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner,
bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan
(estetis, sportif, tabah, terbuka, tertib). Individu juga memiliki kesadaran
untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertidak sesuai
potensi dan kesadarannya tersebut. Karakter adalah realisasi perkembangan
positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu
yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan
hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa
dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(Pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya
(perasaannya).
B. Nilai-Nilai
Karakter
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi
butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu
nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan. Berikut adalah daftar
nilai-nilai utama yang dimaksud dan deskripsi ringkasnya:
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Yaitu
religius; pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2. Nilai karakter dalam hubungannya
dengan diri sendiri (personal)
a. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan tindakan, dan perkerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
b. Bertanggung jawab
Sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.
c. Bergaya hidup sehat
Segala
upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat
dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Disiplin
Tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
e. Kerja keras
Perilaku
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
f. Percaya diri
Sikap
yakin akan kemampuan diri sendiri terhdapat pemenuhan tercapainya setiap
keinginan dan harapannya.
g. Berjiwa wirausaha
Sikap
dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
h. Berpikir logis, kritis, dan inovatif
Berrpikir
dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
i. Mandiri
Sikap
dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
j. Ingin tahu
Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
k. Cinta ilmu
Cara
berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang
tinggi terhadap pengetahuan.
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan
orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan
apa yang mengjadi miliki/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban
diri sendiri serta orang lain.
b. Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepertingan umum.
c. Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang
lain.
d. Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.
e. Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
4. Nilai karakter dalam hubungannya dengna lingkungan
a. Penduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusahakan alam yang sudah terjadi dan selalau
memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
b. Nilai kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
c. Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
d. Menghargai keberagaman
Sikap
memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik,
sifat, adat, budaya, suku dan agama.
C. Hakikat Pendidikan Karakter
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 3 dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
1.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2.
Berakhlak mulia
3.
Sehat
4.
Berilmu
5.
Cakap
6.
Kreatif
7.
Mandiri dan
8.
Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penaman nilai
karakter kepada peserta didikn yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
pada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter
di LKP, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajarandan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
LKP, pelaksaan aktivitas pembelajran, pemberdayaan sarna prasaran, pembiayaan
dan ethos kerja seluruh warga LKP.
Menurut David Elkind & Freddy Sweet, Ph.D. (2004),
pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut “character education is the
deliberate efort to help people understand, cara about, and act upon core
ethical values. When we think atau the kind of character we want is right, care
deeply about what is right, even in the face of pressure from without and
temptation from within”
Dengan demikian, pendidikan karakter
adalah segala sesuatu yang dilakukan pendidikan, yang mampu mempengaruhi
karaker peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara pendidik berbiacara atau
menyampaikan materi, bagaimana pendidik bertoleransi, dan berbangsa hal terkait
lainnya.
D. Pentingnya Pendidikan Karakter
Karakter baika merupakan persyaratan agar kompetensi
yang dimiki seseorang dipakai secara bijaksana. Kompetensi hanya akan menjadi
kekayaan dan membawa maslahat bagi orang banyak apabila kompetensi tersebut
disertai dengan karakter baik. Sebaliknya orang yang berkompetansi tinggi namum
karakternya tidak baik cenderung akan memakai kompetensinya untuk hal-hal yang
merugikan masyarakat. Dengan demikian, apabila dalam satu masyarakat kerusakana
karakter meluas, maka bangsa tersebut akan digerogoti sendiri oleh warganya,
atau dengan
kata lain masyarakatnya akan melalukan tindakan merusaka diri
sendiri.
Sebuah peradaban akan menurun apabila
terjadidemoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filsuf, dan orang-orang
bijak yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus
dibangun terlebih dahulu agar bisa membantu sebuah masyarakat yang tertib aman
dan sejahtera.
Hubungan antara kualitas karakater dan kemajuan bangsa amat erat.
Bangsa yang maju ditandai dengna kualitas karakter masyarakatnya yang baik.
Thomas Lickona, profesor pendidikan dari Cortland University, mengungkapkan
bahwa ada sepuluh tandan-tanda zamanyang harus diwaspadai karena jiak
tanda-tanda itu sudah ada berarti bahwa sebuat bangsasedang menuju jurang
kehancuran. Dengan kata lain, jika sepuluh tanda itu ada di Indonesia,
bersiap-bersiap bahwa Indonesia aka menuju jurang kehancaruan. Ke sepuluh tanda
tersebut adalah:
1.
Mengingkatnya kekerasan di kalangan remaja
2.
Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk
3.
Pengaruh peer group yang kuta dalam tindak kekerasan
4. Meningkatkanya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba,alkohol,dan
seks bebas
5.
Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk.
6.
Menurunnya etos kerja
7.
Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan pendidik
8.
Rendahnya rasa tangguang jwaba individu dan warga Negara
9.
Membudayanya rasa tanggung jawab individudan warga Negara
10.
Adanya rasa saling curigai dan kebencian di antara sesama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan
terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak,
dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang
lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu
seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya
tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan
budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan
yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat,
dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi
pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan
hati, otak, dan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Diknas Judul: Membangun Karakter Bangsa Indonesia melalui Kursus dan Pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar