KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia Sekolah Dasar yang berisikan tentang
presentasi saya saat diskusi, dengan materi Hakikat dan Tahap-Tahap
Perkembangan Bahasa Anak . Terimakasih pula saya ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Syamsiati, S.Pd yang telah memberikan kepercayaan kepada
saya dalam menyelesaikan tugas Kajian Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini pada akhirnya. Akhir kata, saya berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi saya khususnya
dan bagi pembaca umumnya. Amin.
Pontianak,
13 Januari 2013
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C.
Tujuan dan Kegunaan …………………………………………… 1
D.
Manfaat …………………………………………………………….. 1
BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………….. 2
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA ANAK …………….. 2
B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK ……...... 2
BAB III. PENUTUP …………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………… 7
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak
belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara atau strategi.
Meskipun cara anak yang satu dengan anak yang lain berbeda, ada hal-hal yang
umum terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan
bahasa anak dan tahap-tahap perkembangan bahasa anak sangat penting bagi
pelaksanaan pembelajaran bahasa anak. Itulah sebabnya guru SD perlu menguasai
berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan bahasa anak.
B. Rumusan Masalah
1). Apa hakikat
perkembangan bahasa anak?
2). Apa saja
tahap-tahap perkembangan bahasa anak?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kajian
Bahasa Indonesia Dasar, agar pembaca dapat mengetahui dan memahami hakikat dan tahap-tahap
perkembangan bahasa anak.
D. Manfaat
1). Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat perkembangan bahasa anak.
1). Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat perkembangan bahasa anak.
2). Mahasiswa mampu menjelaskan
tahap-tahap perkembangan bahasa anak.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Kita
bisa berbahasa dengan lancar seperti saat ini tidak terjadi dengan tiba-tiba atau
sekaligus, melainkan kita memerlukan latihan secara intensif seiring dengan
perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya serta melului
tahapan-tahapan yang berangsur-angsur sempurna.
Perkembangan
bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan
yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang
lebih kompleks. Tangisan, bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana tak bermakna,
dan celotehan bayi merupakan jembatan yang mefasilitasi alur perkembangan
bahasa anak menuju kemampuan berbahasa yang lebih sempurna. Bagi anak, celoteh
merupakan semacam latihan untuk menguasai gerak artikulatoris (alat ucap) yang
lama kelamaan dikaitkan dengan kebermaknaan bentuk bunyi yang diujarkannya.
B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Adapun
tahap-tahap perkembangan bahasa anak menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
1).
Tahap Pralinguistik
Tahap ini dialami pada anak ketika mereka berumur 0
bulan – 12 bulan.
2
Pada awalnya, sebelum mampu mengeluarkan /
mengucapkan suatu kata, bayi itu sebenarnya sudah memperoleh bahasa ketika
berumur kurang dari 1 tahun. Namun, bunyi-bunyian atau ucapan-ucapan yang keluar dari mulut mereka tersebut
belumlah bermakna. Karena bunyi-bunyian tersebut hanyalah berupa vokal-vokal
atau konsonan-konsonan tertentu yang tidak memiliki makna tertentu pula. Bahkan
pada awalnya bayi tersebut hanya mampu mengeluarkan suara tangisan. Yang mana
suara tangisan ini bisa mewakili perasaan mereka yang mungkin sedang merasakan kedinginan,
lapar, haus, takut bosan, dan lain sebagainya.
Selain
itu juga, bayi yang berusia 4 – 7 bulan biasanya sudah mulai mengahasilkan banyak
suara baru yang menyebabkan masa ini disebut masa ekspansi. Suara-suara
baru itu meliputi: bisikan, menggeram, dan memekik. Setelah memasuki usia 7 –
12 bulan, ocehan bayi meningkat pesat. Sebagian bayi mulai mengucapkan suku
kata dan menggandakan rangkaian kata seperti “dadada” atau “mamama”. Ini dikanal
dengan masa connical.
2). Tahap satu-kata
Tahap
ini biasanya dialami anak ketika mereka berumur 12 – 18 bulan.
Pada
masa ini, anak sudah mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti
yang dapat mewakili keseluruhan idenya. Biasanya kata-kata pertama yang
diucapkan baru berupa objek-objek nyata ataupun perbuatan.
3
Maksudnya:
- Mau memakai baju
atau Ini baju saya
- Mau pergi atau
keluar
- Itu motor atau
saya mau naik motor
|
Ujaran
anak:
- “Juju!” (sambil
memegang baju)
- “Gi!” (sambil menunjuk
keluar)
- “Bum-bum” (sambil
menunjuk motor)
|
Biasanya orang dewasa dalam memahami
makna kata yang diucapkan oleh anak pada masa ini sangatlah susah. Maka dari
itu, mereka harus memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh sang anak dan
juga memperhatikan unsur-unsur non linguistik, seperti gerak tubuhnya,
ekspresinya, dan benda-benda yang ditunjuknya.
Walaupun dalam memahami makna kata yang
diucapkan anak pada masa ini sangatlah sulit , tetapi komunikasi aktif kepada si anak perlu dilakukan. Karena untuk
dapat berbicara, anak tersebut haruslah memiliki perbendaharaan kata yang
banyak yang tersimpan di memori otaknya. Salah satu cara agar anak memiliki
banyak perbendaharaan kata ialah dengan mengajak berbicara kepada mereka. Kalau
anak jarang diajak berbicara maka penguasaan kosakata pun sedikit pula. Yang
mana kondisi ini akan sangat berpengaruh kepada perkembangan
berbicara/berbahasa mereka.
Selain itu juga, ketika kita
berbicara dengan mereka, kita tidak boleh berbicara dengan menggunakan bahasa
bayi. Tetapi ucapkanlah kata yang sesuai, yang seharusnya didengar oleh mereka.
Agar nantinya anak tesebut terpacu dalam berkomunikasi dengan baik.
4
3).
Tahap dua-kata
Tahap ini terjadi ketika umur anak telah
memasuki 18- 24 bulan.
Pada
masa ini, kebanyakan anak sudah mulai bisa mengkombinasikan dua kata untuk
dijadikan ucapan-ucapan atau kalimat pendek. Pada
tahap dua kata ini anak juga sudah mulai mengenal berbagai makna kata tetapi
belum dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin,
dan waktu terjadinya peristiwa, . Selain itu, anak belum dapat menggunakan
pronomina saya, aku, kamu, dia, mereka, dan sebagainya.
Contohnya, anak mulai dapat mengucapkan “Ma,
pelgi” maksudnya “Mama, saya mau pergi”.
4).
Tahap banyak kata
Pada saat anak mencapai usia 3
tahun, anak semakin kaya dengan perbendaharaan kosakata. Mereka sudah mampu membuat
kalimat pertanyaan, pernyataan negatif, kalimat majemuk, dan lain-lain. Bahkan
ketika berumur 5-6 tahun mereka sudah mampu berbicara lancar seperti orang
dewasa.
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada perkembangannya, Perkembangan bahasa anak tidak berlangsung secara
sekaligus.Bahasa anak berkembang secara berproses atau terlebih dahulu
melalui beberapa tahapan.Tahapan-tahapan perkembangan
anak di tiap fase dan subfase memilki karakteristik yangberbeda beda. Tiap masa
perkembangan memiliki rentang waktu yang berbeda.Perkembangan
bahasa anak bersifat dinamis dan kemungkinan cendrung menetap.
Saran
Sebagai calon pendidik mahasiswa diharapkan
benar-benar memahami materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak. Karena
materi ini akan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bagaimana
sesungguhnya cara anak-anak belajar bahasa dan sejak kapan anak-anak mulai
belajar bahasa. Pemahaman yang baik mengenai hal itu, tentu akan memudahkan
mahasiswa untuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak yang
memungkinkannya menguasai bahasa dengan baik dan benar
6
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1997. Isi dan Strategi
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Malang: PPS
IKIP Malang
Tarigan dkk., Henry Guntur. 1988. Pengajaran
Pemerolehan Bahasa. Bandung:
Angkasa
Tarigan dkk., Djago dkk. 1998. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Zuchdi, Darmiati dan Budiasih. 1997. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar