Minggu, 29 Juni 2014

Makalah perkembangan bahasa anak - kajian b.indonesia



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia Sekolah Dasar yang berisikan  tentang  presentasi saya  saat diskusi,  dengan materi Hakikat dan Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak . Terimakasih pula saya ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Syamsiati, S.Pd yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan tugas Kajian Bahasa Indonesia Sekolah  Dasar ini.

            Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada akhirnya. Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi saya khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.

Pontianak, 13 Januari 2013


Penulis          


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………  i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
BAB   I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B.  Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan  dan Kegunaan …………………………………………… 1
D. Manfaat …………………………………………………………….. 1
BAB  II. PEMBAHASAN …………………………………………………….. 2
            A. HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA ANAK …………….. 2
            B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK ……...... 2
BAB III. PENUTUP  …………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 7








ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara atau strategi. Meskipun cara anak yang satu dengan anak yang lain berbeda, ada hal-hal yang umum terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak dan tahap-tahap perkembangan bahasa anak sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak. Itulah sebabnya guru SD perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan bahasa anak.

B.  Rumusan Masalah
1). Apa hakikat perkembangan bahasa anak?
2). Apa saja  tahap-tahap perkembangan bahasa anak?

C.  Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia Dasar, agar pembaca dapat mengetahui dan memahami hakikat dan tahap-tahap perkembangan bahasa anak.

D.  Manfaat
1). Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat perkembangan bahasa anak.
      2). Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap perkembangan bahasa anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
A.  HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Kita bisa berbahasa dengan lancar seperti saat ini tidak terjadi dengan tiba-tiba atau sekaligus, melainkan kita memerlukan latihan secara intensif seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya serta melului tahapan-tahapan yang berangsur-angsur sempurna.
Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Tangisan, bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana tak bermakna, dan celotehan bayi merupakan jembatan yang mefasilitasi alur perkembangan bahasa anak menuju kemampuan berbahasa yang lebih sempurna. Bagi anak, celoteh merupakan semacam latihan untuk menguasai gerak artikulatoris (alat ucap) yang lama kelamaan dikaitkan dengan kebermaknaan bentuk bunyi yang diujarkannya.

B.  TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Adapun tahap-tahap perkembangan bahasa anak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1).  Tahap Pralinguistik
Tahap ini dialami pada anak ketika mereka berumur 0 bulan – 12 bulan.
2
Pada awalnya, sebelum mampu mengeluarkan / mengucapkan suatu kata, bayi itu sebenarnya sudah memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari 1 tahun. Namun, bunyi-bunyian atau ucapan-ucapan  yang keluar dari mulut mereka tersebut belumlah bermakna. Karena bunyi-bunyian tersebut hanyalah berupa vokal-vokal atau konsonan-konsonan tertentu yang tidak memiliki makna tertentu pula. Bahkan pada awalnya bayi tersebut hanya mampu mengeluarkan suara tangisan. Yang mana suara tangisan ini bisa mewakili perasaan mereka yang mungkin sedang merasakan kedinginan, lapar, haus, takut bosan, dan lain sebagainya.
Selain itu juga, bayi yang berusia 4 – 7 bulan biasanya sudah mulai mengahasilkan banyak suara baru yang menyebabkan masa ini disebut masa ekspansi. Suara-suara baru itu meliputi: bisikan, menggeram, dan memekik. Setelah memasuki usia 7 – 12 bulan, ocehan bayi meningkat pesat. Sebagian bayi mulai mengucapkan suku kata dan menggandakan rangkaian kata seperti “dadada” atau “mamama”. Ini dikanal dengan masa connical.
2).  Tahap satu-kata
Tahap ini biasanya dialami anak ketika mereka berumur 12 – 18 bulan.
Pada masa ini, anak sudah mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti yang dapat mewakili keseluruhan idenya. Biasanya kata-kata pertama yang diucapkan baru berupa objek-objek nyata ataupun perbuatan.
3
Maksudnya:
- Mau memakai baju atau Ini baju saya
- Mau pergi atau keluar
- Itu motor atau saya mau naik motor

Ujaran anak:
- “Juju!” (sambil memegang baju)
- “Gi!” (sambil menunjuk keluar)
- “Bum-bum” (sambil menunjuk motor)

Contohnya:




Biasanya orang dewasa dalam memahami makna kata yang diucapkan oleh anak pada masa ini sangatlah susah. Maka dari itu, mereka harus memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh sang anak dan juga memperhatikan unsur-unsur non linguistik, seperti gerak tubuhnya, ekspresinya, dan benda-benda yang ditunjuknya.
Walaupun dalam memahami makna kata yang diucapkan anak pada masa ini sangatlah sulit , tetapi komunikasi aktif  kepada si anak perlu dilakukan. Karena untuk dapat berbicara, anak tersebut haruslah memiliki perbendaharaan kata yang banyak yang tersimpan di memori otaknya. Salah satu cara agar anak memiliki banyak perbendaharaan kata ialah dengan mengajak berbicara kepada mereka. Kalau anak jarang diajak berbicara maka penguasaan kosakata pun sedikit pula. Yang mana kondisi ini akan sangat berpengaruh kepada perkembangan berbicara/berbahasa mereka.
Selain itu juga, ketika kita berbicara dengan mereka, kita tidak boleh berbicara dengan menggunakan bahasa bayi. Tetapi ucapkanlah kata yang sesuai, yang seharusnya didengar oleh mereka. Agar nantinya anak tesebut terpacu dalam berkomunikasi dengan baik. 
4
3).   Tahap dua-kata
Tahap ini terjadi ketika umur anak telah memasuki 18- 24 bulan.
Pada masa ini, kebanyakan anak sudah mulai bisa mengkombinasikan dua kata untuk dijadikan ucapan-ucapan atau kalimat pendek. Pada tahap dua kata ini anak juga sudah mulai mengenal berbagai makna kata tetapi belum dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa, . Selain itu, anak belum dapat menggunakan pronomina saya, aku, kamu, dia, mereka, dan sebagainya.
Contohnya, anak mulai dapat mengucapkan “Ma, pelgi” maksudnya “Mama, saya mau pergi”.
4).   Tahap banyak kata
Pada saat anak mencapai usia 3 tahun, anak semakin kaya dengan perbendaharaan kosakata. Mereka sudah mampu membuat kalimat pertanyaan, pernyataan negatif, kalimat majemuk, dan lain-lain. Bahkan ketika berumur 5-6 tahun mereka sudah mampu berbicara lancar seperti orang dewasa.  
                      



5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada perkembangannya, Perkembangan bahasa anak tidak berlangsung secara sekaligus.Bahasa anak berkembang secara berproses atau terlebih dahulu melalui beberapa tahapan.Tahapan-tahapan perkembangan anak di tiap fase dan subfase memilki karakteristik yangberbeda beda. Tiap masa perkembangan memiliki rentang waktu yang berbeda.Perkembangan bahasa anak bersifat dinamis dan kemungkinan cendrung menetap.
Saran
Sebagai calon pendidik mahasiswa diharapkan benar-benar memahami materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak. Karena materi ini akan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bagaimana sesungguhnya cara anak-anak belajar bahasa dan sejak kapan anak-anak mulai belajar bahasa. Pemahaman yang baik mengenai hal itu, tentu akan memudahkan mahasiswa untuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak yang memungkinkannya menguasai bahasa dengan baik dan benar
6
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1997. Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra. Malang: PPS
           IKIP Malang
Tarigan dkk., Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung:
           Angkasa
Tarigan dkk., Djago dkk. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
           Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Zuchdi, Darmiati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
           di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar